Dari Nonton Dilan 1991 Hingga Menikmati Aksesibilitas Bioskop
Dunia perfilman seakan tak pernah habis dimakan oleh zaman.
Dunia perfilman seakan tak pernah habis dimakan oleh zaman.
Solider.id, Surakarta- Film “Yowis Ben” menjadi kontroversial sejak penayangannya di hari pertama. Di media sosial banyak warganet yang menilai bahwa film itu tidak nasionalis, karena hampir 90% percakapan menggunakan Bahasa Jawa. Tetapi tak sedikit yang menuliskan bahwa meski film itu berbahasa Jawa namun tidak menyurutkan cita rasa Indonesia. Menggali potensi kearifan lokal, dengan penampakan kehidupan sehari-hari Bayu yang sederhana menjadi keunggulan film ini. Menyoroti kehidupan yang wajar dengan lingkungan yang dihadapi itulah yang sebenarnya ingin ditampilkan sang sutradara, Fajar Nugros dan Bayu Skak. Dari situ muncul kata-kata terkesan kasar yang dimaknai banyolan gaya Jawa Timuran. Kata “jancok” (sebuah umpatan) menjadi hal yang lumrah diucapkan oleh para pemain.