Lompat ke isi utama
Edukasi

Wonderful Life: Semua Anak Terlahir Sempurna

Kali ini saya sengaja mengupas tentang edukasi bagi orangtua, keluarga, dan lingkungan malalui sebuah Film Wonderful Life. Sebuah film yang mengisahkan perjuangan seorang ibu dengan anak lelakinya yang dyslexia. Usaha yang dilakukannya dalam “menyembuhkan” anak lelakinya yang dyslexia. Perjuangan si anak pun tidak kalah menarik untuk dibagikan kisahnya.

Edukasi

Beberapa Pengalaman Menghindari Bullying di Sekolah

Solider.or.id, Sleman. Ernanto Widyanto kini tidak lagi berstatus sebagai siswa SDN Ngemplak 4. Pasca mengikuti Ujian Nasional kemarin, Nanto sapaan akrabnya itu dinyatakan lulus oleh pihak sekolah. Mengetahui itu Poniyem, Ibunya dengan perasaan bangga sekaligus khawatir bercampur aduk, segera mencarikan Sekolah Menengah untuk melanjutkan pendidikan anaknya.

Edukasi

Mas’ud dan Kudifa yang Dipimpinnya

Solider.or.id, Surakarta- Namanya singkat, Mas’ud. Laki-laki difabel pegiat sekaligus ketua Kelompok Usaha Difabel (Kudifa) Kabupaten Grobogan ini ditemui oleh Solider belum lama ini di sebuah pelatihan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Solo yang melibatkan Organisasi Penyandang Disabilitas (OPDis). Mas’ud adalah lulusan SMP, sehari-hari membuka jasa reparasi barang-barang elektronik di rumah, setelah bertahun silam dia mengikuti pelatihan eletronika yang diselenggarakan oleh sebuah instansi.

Tuli dan TOEFL Sebagai Syarat Kelulusan Meraih Gelar Sarjana

Solider.or.id.Yogyakarta. Bisa jadi benar tentang manfaat yang diharapkan dari kebijakan TOEFL (Test of English as a Foreign Language) sebagai syarat kelulusan atau meraih gelar sarjana. Yakni menguji kemampuan berbahasa Inggris melalui sistem pengujian yang telah diakui secara internasional. Hal tersebut berhubungan dengan jaminan kelancaran dalam proses belajar lanjut, maupun mengakses pekerjaan tertentu nantinya.

Berkualitas secara Akademik, Hafidh Mahendra Raih Kuota SNMPTN 2017

Solider.or.id, Yogyakarta - Penerimaan mahasiswa baru harus memenuhi prinsip adil, akuntabel, transparan, dan tidak diskriminatif dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi calon mahasiswa serta tetap memperhatikan potensi calon mahasiswa dan kekhususan perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan setelah pendidikan menengah menerima calon mahasiswa yang berprestasi akademik tinggi dan diprediksi akan berhasil menyelesaikan studi di perguruan tinggi berdasarkan prestasi akademik.

Menilik Diskriminasi di Perguruan Tinggi (bagian 2)

Solider.or.id.Yogyakarta. Menindaklanjuti kasus Rizka Yunita, difabel netra mahasiswa semester 6 Program Studi (Prodi) Bimbingan dan Konseling (BK), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas PGRI Yogyakarta (UPY), yang terancam gagal ujian tengah semester (UTS).

Pada Selasa (25/4/2017), Solider menyambangi ruang kantor Kepala Program Studi (Kaprodi), FKIP UPY. Pada pukul 13:30 WIB, Solider berhasil menemui Drs, Makin, M.Pd., Kaprodi Bibingan Konseling (BK), sebuah kampus swasta yang berada di kota Yogyakarta, sisi barat kota tersebut.

Menelisik Diskriminasi di Perguruan Tinggi

Diperlakukan tidak manusiawi, diancam, ditolak, didiskriminasi, tentulah tidak menyenangkan. Namun, realita tersebut masih ada dan terjadi pada sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Tidak semestinya perguruan tinggi yang merupakan entitas kumpulan pelaku akademis berwawasan luas, melihat secara parsial mahasiswanya, melihat perbedaan fisik, mengancam  dan menutup kesempatan tanpa memberikan jalan keluar.

Berlangganan Edukasi
The subscriber's email address.