Lompat ke isi utama
peningkatan kapasitas tagana bantul

Pentingnya Pengurangan Resiko Bencana Untuk Difabel Kalurahan Sabdodadi

 

Solider.id Bantul -Difabel Kalurahan Sabdodadi bersama dengan Taruna Siaga Bencana (TAGANA) kabupaten Bantul berkolaborasi mengadakan  acara Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dan juga Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) dengan pihak Puskesmas Bantul II. Acara dilaksanakan di aula kalurahan Sabdodadi pada (20/3/2023). Kegiatan di  hadiri pemerintah kalurahan Sabdodadi,  difabel kalurahan Sabdodadi, puskesmas Bantul II dan juga Tagana Kabupaten Bantul.

 

Acara dibuka oleh carik kalurahan Sabdodadi Triyono yang menyambut baik kegiatan difabel kalurahan, ia berharap dengan adanya pengurangan resiko bencana untuk difabel di  Kalurahan Sabdodadi, difabel bisa bertindak dan mengevakuasi setidaknya diri sendiri untuk menyelamatkan diri dari bahaya bencana, tutur Triyono carik sabdodadi.

 

Acara selanjutnya dari narasumber TAGANA kabupaten Bantul yaitu Agus Maksum, yang mengenalkan apa itu Tagana, yaitu Taruna Siaga Bencana, sebuah lembaga yang berbasis pada kepedulian terhadap perlindungan sosial dan aktif dalam penanggulangan bencana. Tagana berdiri sejak 25 Maret 2004 silam, dan didirikan diinisiasi oleh kementrian sosial RI.

 

Baca Juga: Difabel Sabdodadi Ikuti Pelatiahan Ecoprint

 

Imbuhnya, Untuk tugas tagana yaitu melaksanakan penanggulangan bencana pada pra bencana, pada saat terjadi bencana dan setelah terjadi bencana. Tagana tidak sendiri dan memiliki sahabat yaitu Difagana,Pragana, Rapigana dan Lansiagana. Tagana memiliki dasar hukum yaitu UU.no 24 tahun 2007 tentang penanggulangan Bencana.

 

Imbuhnya lagi, sebelum terjadi bencana langkah apa yang harus dilakukan untuk mengurangi resiko, yaitu  satu dengan pencegahan bencana seperti penyediaan sarana untuk memberikan perlindungan terhadap bencana, yang kedua yaitu Mitigasi (seperti tindakan mengurangi dampak bencana melatih keterampilan untuk menghadapi bencana, identifikasi aksesbilitas, menginventarisir, menghilangkan hambatan/akses yang inklusi dan Ews ragam early warning system),  dan yang ketiga kesiapsiagaan diri untuk melakukan tindakan cepat bila terjadi bencana.

 

Dan cara untuk menyelamatkan diri dan keluarga saat bencana seperti, usahakan jangan terpisah dari keluarga, ikuti instruksi penyelamatan (jalur evakuasi), siapkan tas siaga, kesepakatan berkumpul di titik kumpul, cari informasi di media audio dan video, membantu sesuai kemampuan dan penyelamatan sesuai kebencanaan. Dan Akibat yang ditimbulkan oleh bencana itu bisa  berdampak pada lingkungan, infrastruktur, kehidupan dan perekonomian.

 

Yanti salah satu peserta kelompok difabel menanyakan, jika ada gempa pasti panik dan bingung bagaimana menyelamatkan diri. Berdasarkan penuturan Tagana, tidak boleh panik karena harus tenang dan tidak boleh berlari karena untuk menjaga keseimbangan tubuh biar tidak jatuh, dan berusaha jongkok untuk mencari perlindungan seperti di sudut tempat tidur, sudut lemari pakaian, berlindung pada meja/papan dan jangan lupa lindungi kepala dan badan dari reruntuhan bangunan, atau dalam istilah lain Drop, Cover,Hold On dan  Lock supaya meminimalkan diri cidera dari benturan. Jelas Agus selaku narasumber dari Tagana Kabupaten bantul.[]

 

Reporter: Sumaryanti

Editor       : Ajiwan Arief

 

The subscriber's email address.