Merasa Tidak Puas dengan Bonus Peparda, Difabel Bantul Geruduk Rumah Dinas Bupati
Solider.id, Bantul - Satelah menuggu hampir 6 (enam) bulan, akhirnya bonus atlet Pekan Paralimpic Daerah (Peparda) III tahun 20222 kontingen Kabupaten Bantul cair. Namun, apa yang diterima oleh atlet difabel berprestasi tersebut mengecewakan.
Padaha mereka, para sudah mengharumkan Kabupaten Bantul dibidang olahraga tingkat provinsi. Hal ini dutandai dengan keberhasilan menjadi juara umum tiga kali berturut-turut.
Penyerahan bonus peparda dilaksanakan pada Kamis, 16 Maret 2023 bertempat di Pendopo Kantor Pemerintah Daerah (Pemda) II Manding Bantul. Penyerahan bonus ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) mewakili bupati, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (kadispora), semua atlet Peparda dan para pelatih. Perwakian dari NPC DIY dan tamu undangan lainnya.
Adapun bonus yang diberikan sebesar 6 juta untuk peraih medali emas, 2,5 juta peraih medali perak dan 1,5 juta peraih medali perunggu.
“Tingkatkan terus prestasi sehingga bonus meroket’, demikian sedikit petikan dari Sekda Kabupaten Bantuk, Agus Budiharjo.
Baca Juga: NPC Bantul Tuntut Kesetaraan Hak Pada Pemerintah Kabupaten
Selain itu sekda juga menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada para atlet difabel yang telah mengharumkan nama kaputen Bantul. Namun, Dia juga menyampaikan permohonan maaf karena keterbatasa anggaran maka, bonus yang diberikan belum seperti yang diajukan oleh pengurus NPC Kabupaten Bantul.
Menuntut Persamaan Hak
Merasa tidak puas dengan bonus yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, selesai upacara penyerahan bonus, atlet Peparda melakukan konvoi menuju rumah dinas bupati. Namun, sampai disana mereka kembali kecewa karena keinginanya bertemu dengan Bupati Bantul kandas dengan alasan sedang tugas ke luar kota. Di tempat ini para atlet difabel hanya membentangkan spanduk yang pada intinya menuntut persamaan hak dengan atlet nondifabel.
Usai gagal bertemu dengan bupati, rombongan ini bergerak menuju kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bantul. Di rumah rakyat ini mereka ditemui perwakilan anggota dewan yaitu Hanung dan Jumakir dar fraksi gabungan. Dan perlakuan baik pun diberikan pihak sekretariat dewan dengan mempersilakan masuk semua rombongan difabel, bahkan juga diberikan minuman dan snaclk.
Asep Kurniawan selaku koordinator lapangan menyampaikan aspirasi mewakili para atlet difaabel tersebut. Pada intinya Asep meminta anggota dewan untuk memperjuangkan persamaan hak antara atlet difabel dengan atlet nondifabel. Seperti diketahui bersama bahwa atlet nondifabel yang berlaga dikancah Pekan Olahraga Daerah (Porda), mendapatkan bonus 15 juta untuk peraih emas. Kondisi ini berbeda jauh dengan peraih medali emas di ajang Peparda. Padahal kedua event tersebut mempunyai bobot yang sama.
Kemudian Asep juga menambahkan di tempat lain seperti Kabupaten Sleman, bonus atlet Porda dengan atlet Peparda itu besarnya sama. “Kalau daerah lain bisa kenapa di Kabupaten Bantul tidak bisa? Kondisi seperti ini terkesan atlet difabel dianggap seperti anak tiri, sehingga tidal ada persamaan hak”.
Sebagai penutup penyampaian uneg-uneg atlet difabel terhadap anggota dewan, Yuliantor selaku Ketua NPC Kabupaten Bantul juga merasa kecewa. Hal ini disebabkan karena besarnya anggaran untuk bonus Peparda hanya sebesar 600 juta. Padahal proposal yang diajukan sebesar 1,4 milyar. Dengan harapan bonus atlet difabel dan nondifabel akan sama. Kalaupun berbeda, diharapkan selisihnya tipis, sehingga tidak menimbulkan kesejangan.
Menanggapi keluh-kesah dari para atlet difabel tersebut para anggota dewan yang ada berjanji akan memperjuangkan melalui Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBDP). Namun, harus diingat bahwa mekanisme perubahan APBD itu sendiri memakan waktu yang panjang. Proses ini akan diawali pada Bulan Agustus dan seandainya berhasil, maka pencairan anggaran dilakukan pada akhir tahun.[]
Reporter: Dwi Windarta
Editor : Ajiwan Arief