Lompat ke isi utama
difabel gunungkidul belajar pendidikan politik

Difabel Gunungkidul Harus Melek Politik

Solider.id, Gunungkidul - Forum Disabilitas Tangguh Bencana (FDTB) Gunungkidul kedatangan tamu dari Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu). Kunjungan di secretariat FDTB yang lokasinya ada di Nglipar Kidul Rt 01 Rw 04, Nglipar, dalam rangka sosialisasi pemilu mendatang di tahun 2024. Kegiatan dilaksanakan pada 13 Maret silam. Sebagaimana disampaikan oleh Tri Asmiyanto, bahwa tujuan kunjungan dilakukan untuk memvalidkan data pemilih difabel dengan data yang diperoleh KPU.

“Bagaimana agar kita bisa melakukan kerja bareng bersama kawan difabel untuk mengawal, kemudian mensinkronkan dengan data yang diperoleh KPU. Dan dengan hadirnya perwakilan difabel dalam pantarlih (Petugas Pemutakkhiran Data Pemilih) diharapkan bahwa data pemilih difabel akan sinkron dengan data difabel yang kami peroleh”. Demikian Tri Asmiyanto, selaku Ketua Panwaslu Gunungkidul menyampaikan sosialisasi yang dikemas dalam diskusi tersebut.

“Menjadi prioritas bagi kami bagaimana menjaga dan mengawal hak pilih bagi kawan difabel dalam pemilu ke depan. Itulah mengapa kawan difabel perlu digandeng bersama. Karena dalam pesta demokrasi  difabel juga perlu mendapat perhatian khusus termasuk dalam hal hak demokrasi”.

 

 Tri menjelaskan bahwa pengawalan hak pilih perlu dilakukan sejak awal pemutakhiran data karena akan menjadi dasar apakah hak ini bisa disalurkan atau tidak.

“Terkait akses fasilitas pada saat pungutan suara, bagi teman-teman difabel yang tahu dan mengalami kesulitan bisa menyampaikan supaya kita bisa mencarikan solusi terkait stake holder terkait, KPU atau lembaga daerah terkait”, Jelas Tri yang berharap mendapat masukan dari kawan difabel, sehingga dalam pelaksanaan pemilu ke depan hak konstitusi semua lapisan masyarakat, tidak terkecuali difabel bisa terpenuhi melalui pengawasan Bawaslu agar semua bisa masuk dalam daftar hak pemilih yang nanti dari situ bisa menggunakan hak pilihnya.

 

Dari diskusi yang berjalan, Tri Asmiyanto menyatakan kesannya terhadap kawan difabel terkait sosialisasi pemilu ini.

“Bagi saya diskusi kali ini sangat luar biasa. Karena keaktifan teman-teman yang mewakili masing-masing kelompok sudah muncul. Bahkan ada fakta-fakta yang disampaikan yang membuat saya agak kaget, karena memang data yang diterima langsung dengan yang kami dapat infonya ada hal-hal berbeda sehingga perlu kami apresiasi”.

 

Tri Asmiyanto  berharap agar melalui sosialisasi ini teman difabel bisa melihat pemilu sebagai harapan baru untuk menjalani proses pembangunan, dan sebagai kesempatan jangka panjang sehingga tidak terlenakan karena alasan ekonomi atau yang lain yang bersifat pragmatis  dan mengorbankan program jangka panjang.

 

Ia juga berharap agar pasca pemilu kawan difabel keberadaannya tetap diperhatikan, perkembangannya juga diperhatikan, sehingga kawan difabel bisa melihat pemilu sebagai awal harapan baru dengan pemimpin baru dan membuat kelompok difabel bisa berdaya, setara dengan masyarakat lain dalam menjalani pembangunan.

 

Sementara itu salah satu anggota FDTB dari kapanewon Playen, Windarti, orang tua dari anak dengan cerebral palsy mengungkapkan perlunya pendidikan politik bagi kawan difabel.

“Sangat penting ya. Karena setidaknya kami mengerti politik itu seperti apa dan bagaimana. Sehingga bagi kami orangtua dari anak dengan difabilitas bisa paham bahwa difabel yang sudah cukup umur bisa mendapatkan hak pilihnya.” Ujar Windarti yang juga berharap agar data maupun akses pelayanan bagi kawan difabel bisa dikondisikan.

 

Hardiyo sendiri selaku ketua FDTB mengatakan pentingnya data yang valid.

“Perlu adanya TPS yang aksesibel. Dengan data yang valid TPS aksesibel bisa disesuaikan dengan kondisi dfabel di wilayah tersebut. Bila memungkinkan disediakan TPS mobile. Perlu disediakan juga adanya pendamping khusus bagi kawan netra dan Tuli, serta adanya template bagi teman netra.” Pungkas Hardiyo dalam sosialisasi tersebut.[]

 

Reporter: Yanti

Editor     : Ajiwan Arief

The subscriber's email address.