PJS Blitar Dibuka, Difabel Mental jangan Lagi Dikucilkan
Solider.id - Kota Blitar telah mendapatkan penghargaan sebanyak tiga kali sebagai Kota Sehat Swasti Saba Wistara. Sudah selayaknya pemerintah kota memberikan perlindungan kepada warganya yang difabel. Khususnya kepada difabel mental psikososial.
Santoso, Wali Kota Blitar dalam webinar pembukaan Perhimpunan Jiwa Sehat (PJS) Blitar, Senin (6/3) menegaskan bahwa jangan ada lagi difabel mental psikososial yang dikucilkan dan diskriminasi. Masyarakat harus bisa menerima untuk hidup inklusif. Ia bahkan berharap di kota Blitar juga memiliki daycare seperti halnya pemerintah DKI Jakarta yang saat ini memiliki empat daycare.
Nurma Dian, Ketua PJS Blitar dalam sambutamnya mengungkapkan pentingnya kehadiran PJS di Blitar yang bertujuan untuk memenuhi dukungan kepada difabel mental psikososial yang ada di Blitar. Dukungan dan perlindungan diberikan bukan hanya bagi difabel yang tinggal di panti, RSJ (Rumah Sakit Jiwa) tetapi di masyarakat. Banyak difabel mental psikososial mengalami stigma, kekerasan, dan diskriminasi.
Kelahiran PJS Blitar didahului dengan kegiatan kerja sama dinas kesehatan semenjak setahun yang lalu. Stigma dan banyak hal membuat para difabel mental psikososial ingin bercerita banyak hal terkait gangguan jiwa. Mereka merasa tidak tahu dan tidak ada seorang pun yang bisa diajak bercerita apalagi untuk mencari nasihat yang tidak stigmatik.
Situasi di Indonesia yang masih stigmatik membuat orang dengan skizofrenia tidak bisa terbuka
Peer Support atau kelompok dukungan/komunitas mampu menyelesaikan masalah yang kemudian akan menjadi self advocate. Kelompok dukungan kemudian tidak hanya berhenti hanya mendengarkan keluhan tetapi juga melakukan advokaei dari yang dia/mereka alami.
Sudah banyak yang dilakukan kelompok dukungan ini misalnya jika ada kasus yakni kasus kekerasan maka berjejaring dengan LBH setempat, dinas terkait, dan lembaga lainnya.
Selama ini curahan hati para survivor penyebab dari stress biasanya tentang anak, suami, istri lalu akan ada masukan dan juga ada advokasi.
PJS Blirar ke depan bisa meneruskan bekerja sama dengan pemerintah kota/kabupaten setempat. Dilatarbelakangi sebagian difabel mental psikososial kebanyakan tidak memiliki aktivitas pagi hari, maka diupayakan agar ada semacam rehabilitasi atau semacam daycare.
Ada beberapa kasus ketiadaan kegiatan tersebut karena kehilangan kontak dengan teman-teman lalu hanya duduk diam dan tidak berkegiatan. PJS Blitar lalu melobi wakil gubernur untuk menyediakan tempat sekadar tempat berkumpul untuk kegiatan lalu dikabulkan. Tempat itu saat ini ada di bawah dinsos, semacam daycare. "Ini konsep yang sangat baik sangat bermanfaat bagi ODS-nya atau keluarganya,"tutur Yeni Rosa Damayanti, Ketua PJS Pusat.[]
Reporter: Puji Astuti
Editor : Ajiwan Arief