Belma, Kelompok Belajar Menyenangkan bagi Anak Difabel
Solider.id, Pati – Belajar membuat anak-anak merasa bosan, terlebih Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau anak difabel. Hal ini membuat Endah Lastriati, founder Special Child of Bunda Community (SCBC) membuat suatu formula pembelajaran yang membuat aktivitas belajar mengajar bagi ABK tidak terasa membosankan.
Belma diformulasikan sebagai pembelajaran yang cocok untuk ABK, karena Belma merupakan kepanjangan dari “Belajar dan Bermain” yang artinya cara penyampaian pendampingan disetiap pembelajaran anak-anak SCBC dengan bermain.
Ia memformulasikan Belma ini, karena ada hal-hal yang melatar belakanginya, yaitu
1. Setiap akan berangkat dari rumah ke tempat belajar di dalam benak ABK hanya belajar, hal ini suatu momok yang membosankan bagi ABK, sehingga anak sering menangis ketika mau belajar
2. ABK sering jenuh di dalam jam terapi sehingga ada yg tantrum
3. Materi belajar susah termemori pada ABK
4. ABK lebih suka menyendiri, karena terbiasa terapi 1 menerapi 1 anak
5. ABK terkesan seperti jera untuk pergi terapi
“Hal tersebut adalah pengalaman pribadi saya dan anak saya, dengan mengubah metode terapi menjadi bermain sambil belajar sangat memotivasi ABK untuk giat belajar, meskipun lebih banyak bermainnya”, tuturnya.
Baca Juga: Meski Pandemi Berlalu, Kegiatan BELMA SCBC Tetap Berjalan
Metode permainan yang diberikan bukan sekedar permainan, tetapi ada maksud pembelajarannya seperti :
1. Bernyanyi menirukan suara binatang, merangsang ABK untuk bicara.
2. Mendongeng cerita anak, merangsang anak untuk bisa berimajinasi.
3. Menggambar, untuk melatih jari tangan lentur.
Endah menjelaskan bahwa Belma merupakan salah satu misi di SCBC yang baru diimplementasikan satu tahun yang lalu yakni mengubah metode belajar anak berkebutuhan khusus bermain sambil belajar.
“Di Belma ini tidak dipungut biaya apapun alias gratis, jadi siapapun orangtua ABK yang bergabung dengan kami tidak akan dipungut biaya. Dan pada dasarnya relawan di SCBC adalah orangtua ABK yang berpedoman terapis terbaik anak adalah orangtuanya, ibarat 5 jam di sekolah dan 19 jam waktu bersama orangtuanya”, tukasnya.
Dari penjelasan tersebut pada para orangtua ABK, akhirnya para orangtua ABK mengajukan diri untuk menjadi relawan mengajar anak-anak ABK.
“Iya, ada beberapa relawan pengajar dari oangtua ABK sendiri, ada ibu Kesi dan ibu Rini yang mengajar mengaji dan senam kebugaran, serta saya sendiri yang mengajar menyanyi, menari, dan membaca”, jawabnya.[]
Reporter: Oby
Editor : Ajiwan Arief