SIGAB Bentuk Kelompok Difabel di Kalurahan Wijimulyo
Solider.id, Yogyakarta – Sigab (Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel) Indonesia menggelar pertemuan dengan 20 perwakilan difabel dari 11 padukuhan yang ada di kalurahan Wijimulyo kabupaten Kulonprogo Yogyakarta pada senin (18/7). Mereka hadir dalam pembentukan kelompok difabel. Acara ini bertempat di aula Kalurahan Wijimulyo dengan dihadiri kamituwo kalurahan, Sigab dan perwakilan difabel.
Acara dimulai dengan sambutan dari Sugito selaku kamituwo kalurahan, “kami berterimakasih kepada SIGAB yang memfasilitasi dan mendorong kami yang mempunyai tanggung jawab kepada masyarakat Wijimulyo agar bisa melibatkan bapak ibu difabel”.
Diakui bahwa partisipasi difabel masih kurang di kalurahan yang diakibatkan karena teman difabel merasa minder atau kecil hati sehingga tidak percaya diri berinteraksi dengan masyarakat lain maupun karena pemegang kebijakan yang kurang peduli dan kurang peka kepada masyarakat difabel.
Sugito juga menimpali, dengan adanya pembentukan kelompok difabel kalurahan (KDK) bisa sebagai tempat dalam mencari informasi, menggali potensi, menampung aspirasi teman difabel yang nantinya bisa disampaikan ke Kalurahan sehingga kebijakan yang diambil juga mengakses kebutuhan difabel.
Baca Juga : Cerita Kalurahan Palbapang Bentuk Kelompok Difabel Desa
Kuni Fatonah dari pihak Sigab juga memberikan sambutan “kami hadir karena masih melihat partisipasi difabel yang belum maksimal. Maka perlunya dorongan agar partisipasi dalam mengusulkan kegiatan agar difabel dapat berdaya dan juga mampu dengan yang lainnya”. Sarana aksesbilitas yang masih kurang sehingga harapannya bersama berkumpul kita berpikir bersama sehingga punya teman untuk berdiskusi. Menciptakan lingkungan tempat tinggal yang inklusi dengan aktif menciptakan kegiatan, membangun kebersamaan, mengajukan usulan, rutin melakukan pertemuan bersama. Ini merupakan sebuah kesempatan dalam memberikan keterbukaan kepada difabel.
Ketika teman-teman difabel itu berkumpul bukan berarti selalu menjadi pihak yang menerima bantuan tapi harus menjadi pihak yang mandiri dalam menciptakan pemberdayaan bagi diri sendiri, kelompok difabel dan orang lain. Karena kita mempunyai hak yang sama juga dengan yang lain, tambah Kuni.
Acara di akhiri dengan pembentukan kelompok difabel kalurahan (KDK) yang dipimpin oleh Agus sebagai pembawa acara. Dalam sesi itu, peserta antusias dalam mengusulkan beberapa nama sebagai kandidat pengurus dan mendapatkan anggota kepengurusan kelompok terpilih yang disetujui oleh peserta yang hadir. Dan ditutup dengan menentukan tempat dan waktu untuk dilakukannya pertemuan selanjutnya.[]
Reporter: Anatasya Giri Anjassari
Editor : Ajiwan Arief