Lompat ke isi utama
Salah satu pentasi seni difabel di Festifval kesenian Bali

Mewadahi Bakat Difabel Bali Melalui Festival Kesenian

Solider.id, Denpasar- Yayasan Bunga Bali bersama UPTD Taman Budaya Provinsi Bali menggelar Festival Kesenian Bali untuk warga difabel di Werdhi Budaya Art Centre. Festival bertajuk Bergembira Bersama Difabilitas tersebut berlangsung selama tiga hari, 4 sampai 6 Oktober 2019.

Festival diisi dengan ragam kegiatan seperti pameran lukisan, kerajinan UMKM, pameran buku, pentas seni dan lain sebagainya. Tak ketinggalan satu acara yang mengandung nilai adat istiadat disertakan untuk mengundang antusias warga melalui Utsawa Dharma Gita (kidung religi Bali dari kitab Bagawad Gita) yang diikuti oleh para difabel netra.

“Intinya kami hanya ingin memotivasi anak-anak difabel agar mereka menyadari bahwa mereka memiliki kemampuan yang lebih baik dan istimewa terutama di bidang seni,” ujar sekertaris Yayasan Bunga Bali, Nyoman Dana di tengah pentas seni (05/10).

Acara pembukaan dihadiri oleh Istri Gubernur Bali, Kepala Dinas Sosial Bali, Yayasan Puspadi Bali, Rumah Berdaya, Gerkatin, Pertuni, YPAC Bali, SLB-SLB, peserta difabel perseorangan dan beberapa organisasi difabel yang ada di Bali.

Nyoman Dana mengaku bangga melihat antusias yang ditunjukkan warga. Meski baru pertama kali diadakan, namun 300 orang peserta tercatat ikut terlibat dalam pameran dan pentas yang diselenggarakan. “Sejak tahun 2016 kami sering mengadakan acara serupa. Hanya saja waktu itu masih bersifat intern dan belum diikuti oleh organisasi difabilitas lainnya,” katanya.

Leboh lanjut Nyoman Dana menjelaskan kedepan kegiatan ini akan menjadi agenda rutin tahunan. Sedang ide awal mengadakan festival seni, semata dilakukan Yayasan Bunga Bali untuk memfasilitasi anak-anak difabel yang bakatnya belum tersalurkan. Banyak anak difabel yang berpotensi tapi belum mendapat wadah.

“Dari sinilah kami coba membina mereka dengan memberi kesempatan. Nah, melalui kesempatan yang diberikan inilah mereka bisa menemukan keistimewaan dan menunjukkan potensi yang mereka miliki,” tutur Nyoman Dana.

Pembinaan dilakukan dengan upaya mengembangkan bakat anak-anak berkebutuhan khusus. Sehingga bisa lebih dihargai masyarakat, timbul keinginan untuk menghargai diri sendiri dan makin percaya diri.

Menurut Nyoman Dana, karya yang sudah dihasilkan, secara jangka panjang akan membantu mereka mandiri. Selain itu, memberikan pemahaman kepada masyarakat dan tidak lagi dipandang sebagai masyarakat kelas dua.

Gede Winaya, ketua DPD Pertuni Bali berharap melalui festival ini membuat organisasi difabel yang ada di Bali menjadi lebih baik. “Kalau bisa jangan dikhususkan untuk difabel saja tetapi mulai melibatkan masyarakat umum,” ujar Gede Wiyana.

Winda Satyagraha, gadis pelukis usia 28  tahun yang ikut serta memamerkan karyanya justru berharap agar apa yang ia lakukan bisa jadi motivasi buat difabel lain. “Selama ini sebagian lukisan karya saya, saya donasikan untuk mereka yang menderita kanker,” sambung Winda.[]

 

Reporter: Yanti

Editor: Robandi

The subscriber's email address.