Meski Usulan Pembangunan Didominasi Pembangunan Fisik, Kades Sedayu Siap Respon Kegiatan Difabel
Solider.or.id, Karanganyar- Ketika sebuah pertanyaan dilontarkan kepada Winarto, Kepala Desa Sedayu Kecamatan Jumantono tentang data difabel, dengan sigap dia menjawab bahwa difabel di desanya berjumlah sekitar 20. Hal ini bisa dimaknai sebagai hal positif, karena bagaimanapun desa telah memiliki data. Namun apakah jumlah tersebut terverifikasi dan valid, tentu butuh konfirmasi-konfirmasi serta assesment lebih lanjut. Demikian dikatakan oleh Istini Anggoro,fasilitator dari Pusat Pengembangan dan Rehabilitasi Bersumberdaya Manusia (PPRBM) Solo di sela-sela musyawarah desa yang diadakan di Balai Desa Sedayu, Senin (25/9).
Beberapa kendala yang dirasakan saat pendataan oleh perangkat desa adalah kurangnya pengetahuan mereka tentang difabilitas dan jenis hambatan yang dialami. “Kami kira difabel itu ya yang cacat berat, dan itu terjadi sejak lahir.Sementara yang kai datan ya yang berat tersebut,” ungkap salah seorang perangkat desa. Meski demikian, dalam beberapa tahun terakhir desa telah menganggarkan dana desa untuk santunan kepada difabel, termasuk kepada anak yatim dan lanjut usia (lansia). “Meski kami masih melakukan pendekatan charity (pemberian santunan), tetapi jika ada kelompok difabel, akan kami respon nanti,” ujar Winarto.
Layanan Aksesibilitas dan Sarana Publik
Istini Anggoro, di hadapan para peserta musdes yang terdiri dari perwakilan PKK, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), para kepala dusun, ketua Rukun Tetangga (RT) menyampaikan tentang hak difabel untuk mengakses layanan dan sarana publik. “Saya memberi contoh praktik baik bahwa di beberapa desa telah memiliki ramp/plengsengan dan handrail bagi difabel. Ini ternyata tidak hanya berguna bagi difabel tetapi para lansia yang ingin mengakses balai desa,”jelas Istini.
Dalam musyawarah desa yang dimoderatori oleh Rahayu, sekretaris desa dan dipimpin oleh Heri Rusmino Ketua BPD Desa Sedayu, tercatat 29 usulan pembangunan fisik dan enam usulan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa berupa kegiatan kelompok-kelompok yang ada di Desa Sedayu. Sementara itu, Desa Sedayu belum ada kelompok difabel.
Susilo Handoko, pendamping desa setempat dalam waktu dekat hendak mempertemukan para difabel dan kepala desa serta perangkatnya dengan tujuan mempersatukan persepsi dan bersilaturahmi. (Puji Astuti)