Lompat ke isi utama
Susiana

Difabel Netra Butuh Alquran Braille untuk Belajar Hafalan

Solider.or.id, Surakarta- Namanya Susiana. Usianya 26 tahun dan lulusan jurusan Tarbiyah program pendidikan agama Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta. Baru dua bulan ini dia menjadi instruktur di Balai Rehabilitasi Sosial Bakti Chandrasa, Surakarta. “Saya mengajar bimbingan mental di panti dengan honor 300 ribu per bulan. Ini pekerjaan yang saya sukai,”tutur Susiana di sela-sela acara sosialisasi kepemiluan yang digelar oleh Relawan Demokrasi (Relasi) KPU Solo baru-baru ini.

Susiana tinggal di kampung Semanggi, Pasar Kliwon, rumah yang berjarak kurang dari 10km dari tempatnya mengajar. Namun, dia hanya pulang seminggu sekali dengan mengakses sarana umum bus kota untuk bertemu keluarga. Ayah dan ibunya bekerja sebagai buruh. Saat ditanya tentang aksesibilitas sarana publik untuk difabel netra seperti dirinya, Susiana mengemukakan beberapa hal yang selama ini menjadi hambatannya,”Saya ingin di setiap traffic light ada semacam penanda yang bisa digunakan oleh difabel netra untuk menyeberang. Mungkin berupa sinyal suara atau apa lah yang bisa kami tangkap. Sehingga ketika menyeberang jalan kami tidak bergantung kepada orang lain,”tutur Susiana.

Ketika ditanya tentang cita-cita pendidikannya, Susiana menasbihkan diri  bahwa dia ingin sekali nyantri atau tinggal di pesantren dan belajar ilmu agama lagi. “Saya ingin belajar menghafal Alquran. Namun tidak semua pesantren menyediakan Alquran Braille. Bahkan tidak semua Sekolah Luar Biasa (SLB) juga menyediakan Alquran Braille dan guru pembimbingnya. Saya tidak ingin belajar menghafal Alquran hanya dengan mendengar dari pita kaset,” pungkas Susiana yang pernah mengenyam pendidkan di SMA Muhammadiyah 5 Karanganyar. Susiana mengatakan jika saat ini dia  baru bisa menghafal satu juz Alquran.

The subscriber's email address.