Pendampingan Anak Difabel Korban Kekerasan Masih Egosektoral, Perlu Upaya Integratif dan Berjejaring
Saat ini masih banyak ditemui berbagai kendala terkait pendampingan pada perempuan, anak dan difabilitas yang mengalami kekerasan.
Saat ini masih banyak ditemui berbagai kendala terkait pendampingan pada perempuan, anak dan difabilitas yang mengalami kekerasan.
Dibuka dengan pemutaran video “A Story About Father’s Love”, diskusi bertema meningkatkan kemampuan menangani anak berkebutuhan khusus di rumah oleh Yayasan Peduli ABK menghadirkan Tri Budi Santoso, Ph.D.
Rafa Kusuma Atma Wibowo, remaja dengan Down Syndrome yang saat ini berusia 14 tahun.
Penanganan dan pencegahan penyebaran virus Covid-19 khususnya kepada anak berkebutuhan khusus (ABK) atau difabel, membutuhkan upaya serta perhatian lebih dan berbeda dengan anak pada umumnya.
Memaknai adanya gangguan penglihatan sebagai keragaman manusia, bukan kelemahan atau keterbatasan, perlu mulai ditumbuhkan.
Ada yang berbeda dalam siaran Radio Sonora FM, Senin (14/2)
Erma Eni (21), remaja dengan down syndrome warga Kelurahan Mojo kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta tampak asik dengan mainannya ketika seorang relawan datang untuk melakukan asesmen.
Dikutip dari sebuah media yang mencantumkan keterangan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Sukoharjo, Suparmin, bahwa hingga akhir 2020, ada 6.512 difabel tinggal di Sukoharjo.
Solider.id,- Menonton polah mantan terpidana tindak pencabulan anak diarak bak pahlawan memang sudah sewajarnya mengusik perasaan. Bukan berarti kita tidak mau mengakui kalau artis berinisial SJ tersebut telah menjalani hukuman sesuai ketentuan. Namun, kalungan bunga dan sorotan kamera televisi yang menyambutnya seolah menjadi pengingat bahwa persoalan belum selesai. Karena sepertinya kepedulian publik terkait kejahatan terhadap anak memang belum bisa diandalkan.
Secara umum anak difabel maupun nondifabel cenderung lebih dekat dengan ibu daripada dengan ayah dalam pengasuhan orang tua.