Kehidupan difabel anak di indnesia masih jauh dari setara. Banyak anak difabel di penjuru tanah air yang belum memperoleh hak pendidikan. Salah satunya Lala, anak difabel netra yang tinggal di Maluku Barat Daya ini belum peroleh haknya untuk mengakses pendidikan.
Solider.or.id,Surakarta-Dalam seminar yang diselenggarakan di sebuah Mall baru-baru ini, Maya Savitri, seorang psikolog dan pemilik sebuah lembaga psikologi di Solo memaparkan beberapa manfaat bermain musik bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). “Bermain musik membantu perilaku sosial ABK agar lebih berkonsentrasi dan percaya diri serta mendorong anak supaya bisa bekerja sama dengan orang lain. Musik akan mempermudah koordinasi motorik ABK, menstabilkan pencernaan, membuat makin bersemangat juga membantu komunikasi dengan lingkungannya,”tutur Maya Savitri.
Belajar membuat anak-anak merasa bosan, terlebih Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau anak difabel.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada pasal 5 ayat (1) ‘Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu’.
Dibuka dengan pemutaran video “A Story About Father’s Love”, diskusi bertema meningkatkan kemampuan menangani anak berkebutuhan khusus di rumah oleh Yayasan Peduli ABK menghadirkan Tri Budi Santoso, Ph.D.
Solider.id,- Berbicara mengenai kesehatan seksual dan reproduksi kepada anak, sepertinya masih menjadi angan yang sulit diwujudkan bagi para orang tua dengan anak berkebutuhan khusus. Hal ini dikarenakan masih adanya asumsi bahwa kesehatan seksual dan reproduksi adalah isu yang tabu. Padahal sudah menjadi tanggungjawab bagi orang tua sebagai orang yang memiliki relasi terdekat.
solider.id,- Sebagian orangtua harus dihadapkan pada kenyataan jika anaknya seorang difabel netra. Setidaknya ada dua persepsi, pertama, beberapa dari orangtua barangkali berbesar hati untuk menerima dan memberikan yang dibutuhkan anaknya.
solider.id,- Kesetaraan dalam mendapatkan hak pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus nampaknya masih menjadi sebuah mimpi yang samar-samar, perlu diraba-raba dan entah seperti apa implementasinya. Hari ini, kesetaraan dalam pendidikan dirasa masih jauh panggang dari api, hal itu dirasakan oleh seorang ibu berinisial R yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
Belum begitu banyak orang tua yang menyadari bagaimana cara memberikan pendidikan yang tepat untuk anak berkebutuhan berbeda, disleksia.
Solider.id, Yogyakarta- Seorang Anak Berkebutuhan Khusus, berinisial G, dianiaya kedua orang tuanya, bahkan G ditempatkan di kandang kambing selama kurang lebih satu bulan lamanya. G merupakan anak dengan autisme dengan hambatan keterlambatan berbahasa dan berbicara.
G, tidak memperlihatkan ketertarikannya untuk berinteraksi dengan anak sebaya atau orang lain. G seperti memiliki dunia dan lebih senang melakukan kegiatan sendiri. G sering menggumam dengan makna yang tidak mudah ditangkap.
