Lompat ke isi utama

Mengubah Konsepsi Relawan bagi Difabel di dalam Perguruan Tinggi

Solider.or.id, Yogyakarta. Keberadaan relawan pendamping difabel dalam sebuah layanan difabel di setiap Perguruan Tinggi merupakan bagian dari nilai inklusifitas. Dimana terdapat ragam praktik inklusif antara relawan yang nondifabel dengan difabel itu sendiri. “Kemudian praktik inklusif tersebut menunjukkan nilai empati terhadap sesama, baik difabel ataupun nondifabel,” jelas Abdullah Fikri dalam diskusi yang diselenggarakan UKM Peduli Difabel UGM pada Jumat sore (19/5).

Namun menurut Fikri, sapaan akrabnya-mengatakan nilai empati kerelawanan akan bergeser maknanya jika hanya dipahami sebagai bagian dari kepedulian relawan nondifabel terhadap difabel. Artinya kerja-kerja dan praktik kerelawanan di lapangan justru akan kembali menempatkan difabel sebagai objek yang harus dikasihani. Ia menekankan semestinya kerja kerelawanan bermula dari kesadaran bersama dengan berlandaskan pada pandangan bahwa manusia sebagai mahluk sosial yang sama-sama memiliki rasa empati. “Jadi tidak hanya nondifabel saja yang memiliki sensitifitas rasa empati,” tuturnya.

Fikri mengatakan konsepsi kerelawanan yang menempatkan difabel sebagai objek yang perlu diberi bantuan dan dikasihani, merupakan dampak dari konstruksi medis yang masih menggejala di setiap pemahaman masyarakat. Ia mencontohkan pandangan masyarakat yang memandang seorang difabel daksa karena kedifabelannya. “Bukan karena dia sebagai sesama manusia yang memiliki rasa empati,” lanjutnya.

Fikri menyarankan bagi setiap organisasi difabel hendaknya membekali relawan dengan reorientasi pemahaman tentang difabel. Mulai dari etika berinteraksi difabel sampai memberdayakan relawan dalam setiap kegiatan organisasi. “Kalau tidak diberdayakan itu jadi tidak maksimal”.

Membangun kultur inklusif

Lebih lanjut Fikri menjelaskan tiga parameter dalam pendidikan inklusi, yaitu akseptabilitas, aksesibilitas, dan Friendship atau menjalin pertemanan. Aksesptabilitas merupakan langkah awal sebuah Perguruan Tinggi yang komitmen menjalankan pendidikan inkluis. Aksesibilitas merupakan langkah Perguruan Tinggi dalam menyediakan aksesibilitas kebutuhan bagi difabel. Sedangkan Friendship menekankan adanya hubungan lebih dari sekadar kerelawanan yang harus diterapkan dalam struktur ataupun kultur kampus. “Jadi tidak hanya sebatas anda membantu, saya menerima bantuan. Tetapi soal pertemanan dan persahabatan,” tambahnya.

“Peran relawan dan difabel itulah yang kemudian sangat penting untuk mendorong gerakan organisasi difabel di dalam kultur kampus,” sambung Mukhanif Yasin Yusuf yang juga pemateri dalam diskusi yang bertema Urgensi Keberadaan Relawan Pendamping Difabel dalam Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif.

Mukhanif menceritakan awal mula berdirinya UKM Peduli Difabel tidak terlepas dari peran relawan. Sebab kerja-kerja organisasi menurutnya memiliki peran ganda, tidak hanya sebatas melayani difabel melainkan juga terus mengawal proses pelaksanaan pendidikan inklusi. “Dimana menurut data dari PBB tahun 2013, difabel yang mengeyam pendidikan hanya 5 persen di semua jenjang pendidikan, banyaknya SMP kebawah sisanya berhenti. dan data dari PLD, 0,086 persen difabel yang melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi,” terang mahasiswa Pascasarjana UGM tersebut.

Mukhanif juga berpendapat bahwa salah satu alasan penerapan dan pengembangan kultur inklusif antara difabel dan nondifabel untuk saling belajar memahami serta merespon kebutuhan yang berbeda. Selain itu juga untuk menciptakan hubungan sosial yang menghargai keanekaragaman. “Tidak diskriminatif, serta ramah terhadap perbedaan setiap individu,” pungkasnya.

Devi Ratna Sari anggota kajian strategis dan advokasi UKM Peduli Difabel mengamini hal tersebut. Adanya diskusi tersebut untuk memberikan pemahaman terhadap mahasiswa, khususnya pengurus UKM Peduli Difabel sendiri agar lebih sensitif terhadap isu difabel. Selain itu juga untuk lebih mempererat hubungan antara relawan dengan difabel. “Untuk penyadaran juga bahwa siapapun bisa menjadi relawan,” tuturnya.[Robandi]

The subscriber's email address.