Lompat ke isi utama
Trotoar di Kota Pontianak

Pemkot Pontianak Anggarkan Rp 2,6 M untuk Trotoar Humanis

Solider.or.id, Pontianak - Warga difabel Kota Pontianak menyambut baik rencana Pemerintah Kota  Pontianak yang akan membangun trotoar yang humanis  dengan akses yang ramah untuk difabel.

Satu di antara warga difabel Ananda mengaku rencana tersebut sudah lama dinantikan warga difabel dan warga lainnya agar selama berjalan kaki di pinggir jalan bisa merasa nyaman dan aman melalui jalur trotoar.

“Kalau ada trotoar yang humanis tentu bagus sekali. Karena selama ini kami merasa, fasilitas trotoar yang disediakan oleh Pemkot sangat minim sekali,” tutur Nanda.

Ketua Persatuan Penyandang Difabel(PPDI) Pontianak, Zamhuri mengatakan, selama ini jumlah ruas jalan yang dibangun oleh pemerintah di Kota Pontianak tidak sebanding dengan jumlah trotoar yang disediakan. Padahal menurut undang-undang tentang jalan, pembangunan jalan dan trotoar harus berbarengan dan tidak boleh salah satunya saja yang dibangun.

Bila kondisi ini tidak disikapi dengan bijak, tidak hanya warga difabelsaja merasa tidak aman selama berjalan kaki di pinggir jalan. Warga normal, terutama anak sekolah dan ibu rumah tangga juga ikut merasa was-was.

“Pontianak kan ibukotanya Kalbar. Mestinya kota ini memberikan rasa aman kepada warganya. Tapi nyatanya, banyak warga kita yang takut jalan kaki di pinggir jalan karena tidak ada trotoarnya,” tutur Zamhuri.

Seperti di Jalan Imam Bonjol, Tanjung Raya II dan Adi Sucipto. Menurut Jamhuri, jalur itu pada jam kerja selalu padat. Banyak kendaraan muatan berat melintasi jalur itu, seperti truk dan fuso. Di kawasan itu juga banyak terdapat sekolahan dan puskesmas.

“Tapi jalur itu belum ada dibangun trotoarnya,” tuturnya.

Sebaliknya, beberapa ruas jalan yang disediakan trotoar juga tidak lebih baik. Itu karena masih banyak di atas trotoar berdiri lapak-lapak Pedagang Kaki Lima (PKL).

“Kami yang melintas di kawasan itu jadi sulit melewati lapak PKL di trotoar itu. Kalau bisa Pemkot pindahkan PKL ke lokasi lain. Jangan fasilitas publik dijadikan jualan,”tuturnya.

Wakil Walikota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan tahun ini Pemkot telah menganggarkan Rp 2,6 miliar untuk pembangunan "trotoar humanis." Disebut humanis, karena trotoar yang akan dibangun dibikin konsep berwawasan lingkungan dan ramah disabilitas. Trotoar ini juga berpihak pada gender dan memiliki motif budaya.

“Bahkan nanti akan kita kasih penerangan menggunakan energi ramah lingkungan,” tuturnya.

Sebagai pilot percontohan, pembangunan awal dipusatkan di Jalan Gajah Mada Pontianak. Alasannya, daerah ini adalah jantungnya kota, di mana pusat kuliner dan warung kopi, menjadi kawasan yang paling sering dikunjungi wisatawan.
Ia menjelaskan, dengan dibangunnya trotoar humanis di jalan itu, maka masyarakat maupun tamu dari luar bisa berjalan kaki santai di kawasan pecinan Kota Pontianak.
Selain itu, sepanjang trotoar humanis tersebut juga akan disediakan tempat santai, serta trotoar yang layak, sehingga masyarakat akan betah bersantai di sepanjang trotoar tersebut

Yang lebih penting, bentuk fisik trotoar, tidak lebih tinggi dari jalan raya. Ini diperuntukkan untuk mereka yang disabilitas. Nantinya beberapa titik akan dibuat lintasan bagi mereka yang menggunakan kursi roda.

Nah, bagi mereka yang gemar berjalan kaki pagi hari, trotoar ini juga disediakan jalur berupa batu kerikil yang ditempatkan di tengah ruas trotoar.  Batu kerikil itu selain berfungsi sebagai pijat refleksi, juga baik untuk mereka yang tuna netra, sebagai tanda penunjuk arah jalan. 

Selain di kawasan Gajah Mada, trotoar humanis juga akan dibangun Jalan Jenderal Urip, yaitu di depan SMP 1, dan depan Matahari Mal Pontianak. Alokasi dananya berkisar Rp 200 jutaan. Pembangunan serupa juga menyusul di kawasan lainnya untuk tahun ini.

Edi berharap, kepada masyarakat agar menjaga pembangunan trotoar humanis dan pembangunan lainnya, dengan tidak memarkirkan kendaraan dan berjualan di sepanjang trotoar tersebut. (agus wahyuni)
 

The subscriber's email address.