Lompat ke isi utama

Pamikatsih: Difabel Harus Punya Semangat Kewirausahaan Sosial

Solider.or.id, Yogyakarta- Pamikatsih atau biasa disapa Pikat, seorang aktivis difabel dari Solo mengatakan bahwa pergerakan difabel selama ini masih bersifat parsial atau sepotong-potong. Hal tersebut diungkapkannya saat workshop “Pembebasan Belenggu Difabel” di Asrama Brayat beberapa waktu yang lalu.

. “Misalnya saja ada dinas sosial yang memberikan bantuan kursi roda. Ini ada dinsos dan orang berkursi roda, kemudian tumbuh, tumbuh,  ada lagi modal usaha. Lagi-lagi yang membawa adalah dinsos. Ini yang dinamakan ranah sosial tadi, kemudian nondifabel datang kepada  difabel. Mau tidak mau anda harus menerima ini. Pertanyaannya ketika teman-teman mendapatkan ini. Ini boleh diubah-ubah tidak?”ungkap Pamikatsih.

Modal usaha  seperti bantuan perjahitan yang dari bersifat individu kemudian menjadi KUBE.  Sampai sekarang tradisi ini yang dimulai dari Prof Soeharso di tahun 1952 hingga  tahun 2015. Ketika  di rentang waktu itu tidak ada perubahan sama sekali, pertanyaannya adalah apakah sekarang kebutuhan teman-teman difabel sudah lebih dari itu? Tetapi mengapa kita diam? Diskriminasi itu datangnya dari siapa? “Diskriminasi itu datang dari diri sendiri, selain dari dinas sosial,”imbuh Pamikatsih.

Menurut Pikat, kewirausahaan sosial itu sama seperti konsep inklusi. “Seperti inklusi, itu kan nenek moyang kita punya yaitu konsep gotong- royong, menyelesaikan persoalan secara bersama-sama,”jelas Pamikatsih. Yang membedakan kewirausahaan biasa dan sosial  adalah sosialnya. Difabel yang mempunyai gerakan sosial isu yang dibawa adalah hak-hak difabilitas. Berdasar pengalaman Pamikatsih selama  21 tahun aktif di pergerakan difabel, menurutnya pergerakan yang dilakukan oleh para difabel masih bersifat parsial atau sepotong-sepotong.

“Misalnya saja ada dinas sosial yang memberikan bantuan kursi roda. Ini ada dinsos dan orang berkursi roda, kemudian tumbuh, tumbuh,  ada lagi modal usaha. Lagi-lagi yang membawa adalah dinsos. Ini yang dinamakan ranah sosial tadi, kemudian nondifabel datang kepada  difabel. Mau tidak mau anda harus menerima ini. Pertanyaannya ketika teman-teman mendapatkan ini. Ini boleh diubah-ubah tidak?”ungkap Pamikatsih.

 

Menurut Pikat, disadari atau tidak selama ini tengah terjadi pembentukan pribadi itu oleh Negara. Karena Negara Indonesia berafiliasi dengan pebisnis. Menyadari hal itu Pamikatsih melakukan  pendekatan yang ketiga yakni bahwa kelompok difabel harus memiliki jiwa preneurship : , kreatif, inovatif dan mampu mengembangkan jaringan seperti Pusat Pengembangan Pelatihan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (PPRBM) dan  Yayasan Penyandang Anak Cacat  (YPAC). Sedangkan dinas sosial ada di kelompik rehabilitasi sosial.  Menurut Pikat, jika ada kerja sama sistemnya  adalah setara

Kewirausahaan sendiri menurutnya ada tiga pendekatan, triple bottom yakni kegiatan sosial dan kegiatan bisnis dan satunya kegiatan sosial dan bisnis jalan bersama, sebagai contohnya adalah YPAC. Kegiatan sosial berupa santunan kepada anak difabel atau ABK, kegiatan bisnisnya adalah pusat rehabilitasi. “Kalau kegiatan model seperti ini jadi antara isu yang dibawa dan dikembangkan akan sama terus.  Ada kegiatan yang tidak ada hubungan sosial seperti toko dan usaha  fotokopi. Pendekatan ketiga adalah antara sosial dan bisnis terpisah, sebagai  contoh adalah PPRBM yang kegiatan sosialnya advokasi dan kegiatan bisnis berupa penyewaan gedung,”jelas Pamikatsih.

”Problem difabel karena kontruksi yang dibangun oleh Negara, begitu kuat bahwa difabel tidak potensial, difabel tidak bisa berkembang. Karakter building adalah outnya adalah dengan memetakan diri kita plus keluarga, diri kita plus keluarga plus masyarakat. Outputnya kita mengenali problem yang ada pada diri kita. Saya mengkampanyekan pergerakan  ekonomi difabel. Semiskin apa pun difabel persoalan utamanya adalah stigma. Pada character building kita mengenalkan konsep diri, ideology kenormalan, tahap social entrepreneurship adalah menemukan problem yang sebenarnya,”pungkas Pamikatsih.

The subscriber's email address.