Lompat ke isi utama
Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Catat 108 Pengungsi Difabel

Solider.or.id, Malang-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu mengeluarkan data terbaru terkait jumlah difabel yang mengungsi akibat letusan Gunung Kelud. Tercatat ada 108 jumlah difabel yang mengungsi di Kota Batu dari daftar yang dikelauarkan. Data tersebut dikeluarkan pada hari Rabu (19/2) di kantor pusat BPBD dan tercatat per 18 Februari.

Dari jumlah itu, kebanyakan pengungsi difabel berasal dari Kecamatan Ngantang. Pengungsi yang difabel termasuk ke dalam katageori kelompok rentan bersama pengungsi lanjut usia, ibu hamil dan balita. Badan Penanggulangan Bencana Daerah  mencatat jumlah seluruh pengungsi di Kota Batu sebanyak 10.050 jiwa. Dari jumlah itu kelompok rentan sebanyak 1.736. Ibu hamil ada 18 orang, balita 540 anak, lansia 1070, dan difabel 108 jiwa.

Menurut Sugeng Sedayu selaku sekretaris BPBD Kota Batu mengatakan kebutuhan di tempat pengungsian mencukupi untuk kelompok rentan. Ada tim dokter yang diturunkan untuk mengurus ibu hamil. "Tanggal 15 dan 18 kemarin malah ada yang melahirkan di lokasi pengungsian. Kami tangani segera," kata Sugeng di kantornya.

Sugeng memperkirakan ada sekitar 400-an pengungsi yang pulang ke rumah masing-masing. BPBD berani mempersilahkan mereka bisa pulang karena kondisi dirasa cukup aman.

"Terjadi pengurangan jumlah pengungsi karena melihat kondisi Gunung Kelud sudah agak baik walaupun masih awas. Masyarakat yang mengungsi pulang karena khawatir dengan kondisi rumah mereka," tambah Sugeng.

Sementara itu, pengungsi difabel yang sempat dirujuk ke Rumah Sakit Paru Kota Batu Sri Wahyuni bergegas segera pulang. "Hari ini kami akan pulang, tapi belum tahu jam berapa berangkatnya," ungkap Ratuah ibu Sri Wahyuni saat mendampingi anaknya di kamar pasien. Ratuah dan anaknya ingin segera pulang karena mengingat beberapa keluarganya sudah kembali ke kampung halaman.

Enam hari pasca letusan Gunung Kelud kondisi jalanan di Kota Batu, Kecamatan Ngantang, Pujon, dan Kasembon tidak lagi berdebu tebal. Namun,warga dan aparat masih mewaspadai ancaman lahar dingin dari sungai karena hujan deras melanda Malang beberapa hari ini.

The subscriber's email address.